Sabtu, 31 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Budidaya Bawang Bombay


Cara menanam Bawang Bombay
budidaya, bawang bombay, cara, menanam

Lingkungan yang baik untuk pertumbuhan bawang bombay

Bawang bombay dapat tumbuh dengan baik pada tempat-tempat yang udaranya sejuk. Suhu udara yang baik untuk budidaya bawang bombay ialah 18 � 20 �C. pada suhu ini pembentukan umbi berjalan dengan baik. Di indonesia, suhu yang yang demikian terdapat di daerah-daerah yang ketinggiannya antara 800 � 1000 meter di atas permukaan laut. Pada suhu yang lebih rendah, yaitu 10 � 15 �C, bawang Bombay dapat membentuk bunga.

Bawang bombay membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak, yaitu sekitar 14 jam per hari. Jika bawang bombay tumbuh terlindungi atau tidak cukup sinar matahari, produksinya akan rendah, daya simpannya tidak akan lama, dan rasanya tawar.

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan bawang bombay  ialah tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung humus. Bawang bombay tidak menyukai tanah yang becek, tapi tidak juga menyukai tanah yang kering. Tanah yang mudah mengalirkan air adalah jenis adalah tanah yang disukai tanaman ini.

Tanaman bawang bombai sangat membutuhkan air yang cukup banyak, namun apabila air terlalu banyak tidak sesuai yang dibutuhkan akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bawang tersebut, dengan ciri seperti daun mengering, pembentukan umbi menjadi sulit, atau bahkan tidak berbentuk umbi.

Cara penanaman bawang bombay

Langkah-langkah cara menanaman bawang Bombay sama halnya seperti bawang merah dan bawang putih yang harus melalui tahapan : menentukan waktu tanam, memilih bibit yang bagus, pengolahan tanah, teknik menanam dan pemeliharaan tanaman.

Menetukan waktu tanam

Bawang bombay sebaiknya ditanam pada musim kemarau, tetapi harus dibarengi dengan pengairan yang baik. Waktu yang paling baik untuk menanam bawang bombay yaitu pada akhir musim penghujan, atau pada saat awal musim kemarau. Jika menanam bawang bombay pada saat banyak turun hujan tanaman akan mudah terserang penyakit.

Pemilihan bibit yang baik

Budidaya bawang bombai di Indonesia bisa dikatakan masih tergolong sedikit yang membudidayakan, disbanding bawang merah dan bawang putih. Bawang Bombay dapat dikembangbiakkan dengan baik menggunakan umbi maupun bijinya. Namun di Indonesia penanaman dengan umbi lebih banyak dilakukan walaupun hrganya mahal. Sedanggkan kalau menanam dengan biji harganya akan lebih murah.

Namun untuk mendapatkan biji bawang bombai cukup sulit, karena harus mendapatkan secara impor dari luar negeri, karena tanaman bawang bombay sulit untuk berbunga dan berbiji di daerah iklim tropis.

Apabila ingin mencoba mendapatkan bibit biji sendiri, bawang Bombay harus ditanam sampai menghasilkan bunga dan membentuk biji, suhu yang dibutuhkan agar tanaman berbunga adalah 5 � 10 �C.  dan simpan selama 4 minggu. Selanjutnya tanam umbi tersebut ditempat yang sejuk.
Kalu sudah mendapay bibit yang baik, sebar bibit tersebut pada lahan yang sudah dipersiapkan. 

Lahan yang berupa bedengan-bedengan  yang telah digemburkan tanahnya dan sudah diratakan permukaannya. Lebar bedengan 1 meter dan tingginya 10 � 15 cm. sebaiknya, bedengan-bedengan persemaian dibuat dengan arah utara selatan agar mendapat sinar matahari yang banyak. Untuk melindungi persemaian dari air hujan, harus dibuat peneduh yang terbuat dari plastic.

Biji yang telah disemai setiap saat harus disiram agar tidak mengalami kekeringan. Penyiraman dilakuakn tanpa menimbulkan penggenangan air supaya tidak becek. Penyiraman dapat dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Seminggu setelah disemai, biji akan mulai tumbuh. Setelah biji tumbuh, perlu dilakukan penyiangan untuk menghilangkan tanaman pengganggu, seperti rumput-rumputan. Setelah umur empat minggu, dilakukan penjarangan semai dengan cara mencabutinya. 

Penyemprotan pestisida perlu dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Setelah berumur 6-10 minggu, semaian dapat dicabut dan ditanam pada lahan yang telah disediakan. Pencabutan semai dilakukan secara hati-hati, dan bila perlu dapat digunakan alat pencukil. Jumlah batang semai yang diperlukan untuk 1 hektare tanah yang akan ditanam adalah 300.000-400.000 batang semai.
    
Untuk mendapatkan bibit yang berupa umbi, dapat dilakukan dengan cara membuat pesemaian terlebih dulu.Semai dibiarkan tumbuh sampai membentuk umbi mudadengan ukuran tertentu. Umbi dipanen dan digunakan sebagai bibit. Umbi muda tersebut dinamakan sets. Ukuran sets ada tiga, yaitu:

a.    Besar, jika berdiameter 2 - 2,5 cm
b.    Sedang, jika berukuran 1,25 - 2 cm
c.    Kecil, jika berdiameter 0,5 - 1,25 cm

Ukuran sets yang dipakai sebagai bibit adalah 1,25 - 2,5 cm. Sets yang berukuran lebih dari 2,5 cm tidak bisa dibuat bibit, biasanya sets yang ukuaran itu dibuat acar bawang bombay. Jumlah umbi sets yang dibutuhkan untuk 1 hektare tanah, jika beratnya 6,3 gram setiap umbi adalah 2 - 2,5 ton.

Bibit juga dapat berasal dari umbi yang telah tua. Umbi untuk bibit sebaiknya dipilih yang berukuran besar walupun harganya lebih mahal. Umbi untuk bibit harus sehat, tidak ada tanda-tanda terkena penyakit, tidak memiliki luka, atau rusak.

Selain itu, bibit harus berasal dari tanaman yang benar-benar tua. Umbi untuk bibit sebelum ditanam dipotong bagian  ujungnya, dan bekas potongannya dibiarkan kering. Pemotongan dapat dilakukan sehari sebelum umbi ditanam. Jika ukuran umbi bibit rata-rata 20 gram, maka untuk 1 hektare lahan dibutuhkan 6 � 8 ton umbi.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan agar tanah tetap dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman yang akan kita tanam. Pengolahan tanah dilakukan 2 - 4 minggu sebelum penanaman, dan diawali dengan menggemburkan tanah. Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor.

Setelah itu, dibuat bedengan-bedengan dengan parit kecil di antara bedengan. Lebar bedengan kira-kira 80 � 100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan ukuran lahan. Sebaiknya, panjang bedengan adalah 3 � 5 m, tinggi bedengan 20 � 25 cm, sedangkan kedalaman parit 25 � 35 cm.

Seminggu sebelum lahan ditanami, dilakukan pemupukan dasar dengan kompos atau pupuk kandang. Pupuk dicampurkan pada tanah bedengan sampai rata. Setelah itu, lahan dibahasi secukupnya. Dua atau tiga hari sebelum penanaman, tanah diberi pupuk buatan.

Teknik menanam

Jika kita menanam bawang bombay yang berasal dari umbi, jarak tanamnya harus sedikit renggang, lebih renggang dibandingkan jarak tanam bawang putih dan bawang merah. Umumnya, jarak tanam yang digunakan adalah 25 � 40 cm untuk antar baris tanaman, dan 10 � 40 cm antar tanaman dalam satu barisan.

Untuk menanam bawang Bombay, yang pertama kali dilakukan adalah membuat lubang tanam. Setelah itu,  umbi bibit dimasukan kedalam lubang dengan posisi umbi tegak, dan bagian potongan berada di permukaan bedengan.
Yang harus diperhatikan, penanaman umbi jangan ssampai terbalik, umbi ditutupi dengan tanah, selanjutnya tanah dibasahi secukupnya.

Jika tanaman bawang bombay yang akan kita tanam berasal dari bibit semai, yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan lubang tanam. Setelah itu, bibit semai ditanam ke dalam lubang dan ditimbun tanah sampai batang akar. Waktu terbaik untuk menanam ialah pada saat cuaca cerah di pagi hari saat matahari belum terlalu tinggi.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan bawang Bombay tidak jauh beda dengan pemeliharaan bawang putih dan bawang merah, mulai dari penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.

  • Penyiraman

Penyiraman merupakan hal yang penting dalam bididaya bawang Bombay. Tanaman bawang Bombay membutuhkan banyak air, terutama pada masa pertumbuhan. Walaupun demikian, tanaman ini tidak menyukai tanah yang becek.

Semakin tua umur tanaman bawang bombay, kebutuhan terhadap air semakin berkurang. Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi parit-parit. Cara ini membutuhkan banyak air dan dapat memadatkan tanah. Cara lain yang lebih baik adalah dengan menyiramkan air menggunakan embrat.
Penyiraman pertama dilakukan setelah bibit ditanam. Penyiraman berikutnya dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore hari,. Namun, banyak atau tidaknya penyiraman tergantung keadaan lahannya. Yang harus diperhatikan jangan sampai tanah mengalami kekeringan atau tergenang air.

  • Penyiangan dan penggemburan tanah

Penyiangan dalam budidaya bawang bombay, biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman berumur tiga minggu , dan penyiangan kedua dilakukan setelah enam minggu. Penyiangan tanaman pengganggu harus dilakukam secara hati-hati, jangan sampai merusak perakaran bawang Bombay. Bersamaan dengan penyiangan, dilakukan juga penggemburan tanah agar tanah tidak memadat.

  • Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan kurang lebih seminggu sebelum lahan ditanami, dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang atau kompos yang digunakan sebaiknya yang sudah tua.

Karena jika menggunakan pupuk kandang atau kompos yang masih muda, akan mengganggu perakaran bawang Bombay. Pemberian pupuk kedua dilakukan kurang lebih 2 � 3 hari sebelum penanaman dengan menggunakan pupuk buatan. Pemupukan terakhir dilakukan dengan memberikan pupuk susulan berupa pupuk buatan, seperti urea, ZA, dan TSP. cara pemupukan sama seperti pada bawang merah dan bawang putih

  • Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang bombay tidak jauh berbeda dengan hama yang menyerang bawang merah dan bawang putih. Contoh hama yang menyerang tanaman bawang Bombay penggerek daun hama bodasa. Contoh penyakitnyang menyerang tanaman bawang Bombay ialah penyakit busuk, bercak ungu, dan embun upas.

Untuk mencegah terhadap hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan penyemprotan setiap 7 � 10 hari sekali. Jika terjadi hujan disiang hari, tanaman harus segera disemprot. Demikian pula jika malam hari terjadi hujan, pagi harinya harus segera disemprot, agar tidak terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Upaya pencegahan terhadap hama dan penyakit yang lain ialah dengan mencegah agar tanah jangan sampai menjadi becek, karena akan mudah diserang oleh jamur. 
Read More
// // Leave a Comment

Teknik Menyadap Karet

Teknik Penyadapan Tanaman Karet

Karet merupakan komoditas unggulan Negara Indonesia. Luas perkebunan karet rakyat yang luas. Komoditas ini merupakan sumber mata pencaharian pokok dan lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat.


Produktivitas karet rakyat di Indonesia masih rendah, Rendahnya produktivitas karet rakyat diantaranya disebabkan oleh tehnik penyadapan yang kurang benar.

Penyadapan adalah suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang terdapat di dalam tanaman karet keluar. Kesalahan dalam melakukan penyadapan akan mengakibatkat kerugian yang besar juga akan mengakibat timbulnya penyakit kering alur sadap dan keruguan lainnya.

Teknik Penyadapan Karet

1. Menentukan Matang Sadap

a. Matang Sadap Pohon
Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5- 6 tahun atau lilit batang sudah mencapai 45 cm diukur 100 cm di atas pertauatan okulasi (DPO).

b. Matang Sadap Kebun
Apabila jumlah tanaman matang sadap sudah mencapai >60%. Misalkan 1 ha kebun karet berisi 555 batang (jarak tanam 6 x 3 m), maka matang sadap kebun bila pohon matang sadap sudah mencapai 333 batang.

2. Persiapan Buka Sadap

Alat � Alat yang diperlukan untuk melakukan persiapan buka sadap adalah sebagai berikut :
  • Meteran kain dan meteran kayu
  • Mal Sadap
  • Kayu panjang 130 cm dengan plat seng lebar 6 cm, panjang 50 � 60 cm dipakukan pada ujung kayu dengan sudut 120
  • Pisau Mal besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu mengambar bidang sadap.
  • Talang Sadap yaitu seng lebar 2.5 cm; panjang 8 cm berguna untuk mengalirkan lateks ke mangkuk sadap
  • tali cincin untuk mencantolkan cincin mangkuk kebatang karet.
  • Cincin mangkuk,terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakan mangkuk sadap
  • Mangkuk sadap untuk menampung lateks
  • Pisau sadap bisa pisau sadap tarik dan atau pisau sadap dorong

3. Penggambaran bidang sadap

Penggambaran bidang sadap dilakukan pada pohon yang sudah matang sadap yang ditetapkan berdasarkan;
  • Tinggi bukan sadap,
  • Arah dan sudut kemiringgan irisan sadap,
  • Panjang irisan sadap, dan
  • Letak bidang sadap.

Penggambaran bidang sadap tanaman okulasi tidak sama dengan tanaman yang berasal dari biji. Penggambaran bidang sadap pada tanaman okulasi setinggi 130 cm DPO dan tanaman seeding setinggi 100 cm. Arah penyadapan dari arah kiri atas kekanan bawah agar pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut 3.70 dengan bidang datar.

Sudut kemiringan bidang sadap bawah sudutnya 30 � 400 terhadap bidang datar dan bidang sadap atas:sudutnya 450. Kemiringan irisan sadap Berpengaruh pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong dan aliran lateks kearah mangkuk sadap. Panjang irisan
sadap (PIS) dipengaruhi oleh :
  1. Produksi dan pertumbuhan
  2. Konsumsi Kulit
  3. Keseimbangan produksi jangka panjang
  4. Kesehatan tanaman. Anjuran PIS:1/2 S (Irisan miring sepanjang � spiral lingkar batang).
  5. Letak bidang sadap
  6. Arah timur barat (pada jarak antar tanaman yang sempit) untuk mempercepat penyadapan dan mudah dikontrol.

4. Pemasangan Talang Sadap Dan Mangkuk Sadap

Talang sadap dipasang dibawah ujung irisan sadap bagian bawah dengan tujuan agar tidak menggangu penyadapan, lateks dapat mengalir dengan baik dan tidak banyak meninggalkan bekuan. Selanjutnya mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke batang.

5. Pelaksanaan Penyadapan

Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1 � 1.5 mm dari kambium dengan ketebalan sadap sekitar 1,5 � 2,0 mm. Penentuan frekuensi penyadapan berkaiatan dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan dimana panjang irisan : � S dan frekuensi penyadapan 2 tahun pertama 3 hari sekali, tahun selanjutnya 2 hari sekali. Panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas. Waktu penyadapansebaiknya dilakukan jam 5.00 � 7.30 pagi.
sumber
Read More

Rabu, 28 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Bertani Bengkuang


Menanam Bengkuang

Pendahuluan:
Bengkuang adalah tanaman buah family Papilenaceae, berupa herba lelilit, memanjat dan membelit kekiri, tinggi tanaman 5 � 6 meter, akar tunggang, umbi berdiameter anatar 5 � 30 cm, 
kulit coklat muda, gading buah putih, batang berbulu, daun trifoliate, letak daun bergantian, beracun, anak daun berbentuk bulat telur, bunga putih atau ungu, polong 8 � 14 cm, panjangnya bebrbentuk pipih, biji berjumlah antara 4 � 12 buah, berwarna coklat, berdiameter lebih kuirang 1 cm dan beracun. Umbi bengkuang dimakan mentah, berair dan manis.
1. Persiapan lahan
Lahan yang akan diusahakan tanaman Bengkuang terlebih dahulu diolah, yaitu dengan cara dicangkul. Cangkulan tanah harus baik dan halus, kemudian dibuat bedengan.Bedengan yang disbuat disesuaikan dengan keadaan lahan yangb ada, namun biasanya bedengan dibuat dengan lebar 1 meter, panjang 15 meter sampai 20 meter atau disesuaikan dengan keadaan lahan yang ada, tinggi bedengan 25 cm, jarak antar bedengan 50 cm.
Bedengan yang telah dibuat kemudian diberkan pupuk kandang (pupuk organik) sebanyak 4 karung. Cara pemberian pupuk kandang yaitu diletakan atau dipasang pada barisan yang akan ditanami bengkuang dengan tujuan agar lebih hemat dan efisien.
2. Penanaman
Tanaman bengkuang diperbanyak dengan biji. Sebelum ditanam biji bengkuang sebaiknya diperlakukan, yaitu benih direndam selam 6 � 12 jam, selanjutnya benih yang telah direndam diangkat dan ditiriskan kedalam wadah atau bakul yang terlebih dahulu diberi alas dengan daun, dan diletakkan diruang yang lembab atau basah, kemudian dibiarkan selama satu malam atau sampai berkecambah.
Setelah berkecambah benih dapat ditanam pada lahan yang telah dipersiapkan. Penanaman bengkuang dengan cara menugalkan benih pada barisan dengan kedalaman 5 cm. Jarak tanam 15 x 15 cm yang setiap lubang tanam 1 biji benih bengkuang. Kebutuhan benih untuk lahan 1 ha adalah 25 � 30 kg.

3. Pemeliharaan.
  • Pemupukan Susulan
Pengamatan tanaman selama pertuimbuhan dilakukan dengan teratur dan intensif. Seminggu setalah penanaman perlu diamati apabila ada tanaman yang tidak tumbuh, segera lakukan penyulaman tanaman agar tanaman tumbuh merata dengan baik.
Tanaman bengkuang setelah berumur 1 bulan, bila pertumbuhan kurang baik, maka dilakukan pemberian pupuk susulan dengan menggunakan pupuk NPK. Kebutuhan pupuk NPK 150 kg/ha.
  • Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan apabila gulma penggangu tanaman telah tumbuh, dengan cara mencabut atau dengan alat dengan cara di danger.
  • Pemangkasan
Tanaman bengkuang umur 6 � 8 minggu dilakukan pemangkasan dengan menggunakan alat pemangkasan, yaitu gunting atau pisau. Bila tanaman bengkuang telah menjalar panjang, batang tanaman dipangkas atau dipotong dan ditinggalkan 50 cm dari pangkal tanaman.
Pemangkasan di ulangi setelah tiga minggu atau melihat pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman telah menjalar panjang, maka segera lakukan pemangkasan lagi. Tanaman bengkuang pada umur 4 bulan biasanya telah dilakukan pemangkasan sebanyak 4 kali. Adapun tujuan pemangkasan tanaman bengkuang adalah untuk membentuk umbi agar buah bengkuang bentuknya bias sesuai dengan yang kita kehendaki atau buahnya besar, bulat, halus dan kualitasnya baik.
  • Pengendalian Hama
Apabila terdapat gangguan hama pada tanaman bengkuang, yaitu ditandai adamnya serangan pada daun, maka dapat dikendalikan dengan menyemprot insektisida. Biasanya tanaman bengkuang tidak banyak hama yang merusak tanaman, namun perlu dilakukan pengamatan yang intensif.
  • Panen
Tanaman bengkuang dapat dipanen pada umur4 bulan.Namun apabila menghendaki buah bengkuang dengan ukuran lebih besar maka panen dapat dilakukan pada umur 5 bulan dan maksimal umur 8 bulan harus sudah dipanen, karena mutu buah akan berubah yaitu buahnya berserat dan kurang renyah.
Cara panen tanaman bengkuang yaitu dengan cara mencabut batang tanaman, apabila lahannya kering dan tidak gembur, maka caranya dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau alat lainnya untuk mengangkat buah bengkuang kepermukaan.
Bengkuang yang telah diangkat kepermukaan langsung dikumpulkan, dipotong pada pangkal buah, dan batang tanaman juga dipotong, namun ditinggalkan ujung buah 15 cm, tujuannya untuk pengikatan buah bengkuang pada waktu pemasaran.
Bengkuang yang telah dipanen dilakukan perlakuan sebagai berikut :
  1. Bersihkan dengan cara dicuci agar buah bengkuang bersih, nampak baik, sehat, mulus dan menarik
  2. Dilakukan pengeringan dengan cara dihamparkan pada ruangan terbuka yang telah diberikan alas/tikar, dan selanjutnya dibersihkan dari akar dan batang yang masih ikut terbawa dengan menggunakan pisau.
  3. Pengelompokkan buah atas dasar buah yang besar, sedang dan kecil untuk memudahkan dan mempercepat waktu pengikatan buah.
  4. Buah bengkuang dipasarkan dalam satuan ikat. Seikat bengkuang terdiri 2 � 5 buah bengkuiang, tergantung besar kecilnya buah bengkuang. Kalau buah bengkuang yang sedang 3 � 4 buah/ikat.
  5. Sebelum dipasarkan biarkan bengkuang pada tempat terbuka, dan jangan disimpan dalam karung yang tertutup, supaya buah bengkuang tetap dalam keadaan segar.

Read More

Selasa, 27 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Menanam Bawang Putih


Cara Menanam Bawang Putih

TEKNIK BUDIDAYA BAWANG PUTIH YANG BENAR









I. Latar Belakang
Bawang putih (Allium sativum L) selain merupakan jenis sayuran yang penting, juga merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru ekonomi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ini dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subsitusi impor dan dalam hubungannya dengan penghematan devisa. Perkembangan terakhir (2006), impor bawang putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dengan nilai tidak kurang dari US$ 103 juta atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas bawang putih yang berkembang di indonesia umumnya memiliki potensi hasil yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan potensi hasil bawang putih di daerah subtropis. Bagitu pula tingkat pengusahaanya terbat s di daerah dataran tinggi (> 800 m dpl). Dengan demikian dengan adanya jenis-jenis bawang putih yang cocok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang baru dalam pembangunan pertanian khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negeri bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunnya. Menurut data Susenas, konsumsi per kapita bawang putih penduduk indonesia mencapai 1,13 kg/tahun sehingga kebutuhan bawang putih nasional per tahun mencapai sekitar 250 ribu ton. D.I.Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu Lumbu Putih.
I I . PERSYARATAN EKOLOGIS
  • Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun yang terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung berpasir).
  • PH tanah yang cocok adalah 5,6 � 6,8 dan drainasenya baik. 
  • Walaupun umumnya bawang putih ini tahan suhu panas, namun hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (<25` c pada bulan-bulan tertentu). 
  • Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi tanaman. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu bulan Mei, Juni atau Juli.
III. TEKNOLOGI BUDIDAYA
  • � Lahan dibuat bedengan dengan lebar bedengan 1,2 � 1,75 m, dengan jarak perit antar bedengan 40 � 50 cm; sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. 
  • Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 � 3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus.
  • Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan pengapurandengan dosis 1,5 � 3, ton per ha. 
  • 2 � 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk kandang (10 � 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) dan SP-36 sebanyak 200 � 300kg /ha. 
  • Umbi bibit yang telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedengan dengan kedalaman 1/4 � 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dengan mulsa jerami padi setebal 3 � 5 cm. 
  • Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100kg Urea + 100 kg KCL per ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan. Caranya, pupuk disebar antara barisan tanaman kemudian diikuti dengan penyiraman.
IV. Pemeliharaan Tanaman
  • � Penjarangan dan Penyulaman Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
  • Penyiangan Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2 minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru. 
  • Pembubunan  Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar. 
  • Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang diperlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N, P2O5, dan K2O. Unsur-unsurhara lainnya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan Bawang putih memerlukan sulfur dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma khas bawang putih. Oleh sebab itu, apabila menggunakan KCl sebagai sumber kalium, maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrogen digunakan Urea, maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK. Hal ini dilakukan agar kebutuhan sulfur tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur hara di atas, jumlah pupuk yang akan digunakan dapat dihitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur haranya. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di dalam larikan disamping barisan tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapat diimbangi dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman. 
  • Pengairan dan Penyiraman, Pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi saluran air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang baru ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih dapat berubah, bahkan dapat mengeluarkannya dari dalam tanah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tanaman tumbuh baik, frekuensi pemberian air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air dihentikan pada saat tanaman sudah tua atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sesudah tanam atau pada saat daun tanaman sudah mulai menguning.
V . Panen
  • Ciri dan Umur Panen
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90-120 hari. Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan tangkai batang keras. 
  • Cara Panen
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 � 100 hari tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara panen dapat dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 � 2 minggu.
  • Periode Panen
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.
V I . Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik.
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang � 2 cm. 
Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah
a) keseragaman warna menurut jenis.
b) ketuaan/umur umbi.
c) tingkat kekeringan.
d) kekompakan susunan siung.
e) bebas hama dan penyakit.
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
g) ukuran besar-kecilnya umbi.Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu.
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.
Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.
Pengemasan dan Pengangkutan
Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu.
Read More
// // Leave a Comment

Teknik Menanam Bambu


Cara Menanam Bambu

Cara budidaya bambu sebenarnya tidaklah terlampau sulit. Meskipun demikian, diperlukan pengetahuan yang lengkap tentang teknik budidaya yang baik agar tanamannya tumbuh baik dan menghasilkan rumpun yang hidup berkesinambungan.
Diperlukan persiapan yang matang terkait budidaya pohon bambu; mulai dari pembibitan, perawatan, sampai tanaman siap panen.
Langkah pertama dari rangkaian cara tanam bambu adalah menyiapkan bibit, yang bisa dilakukan dengan cara stek batang, rhizome, atau cabang. Beda jenis bambu bisa jadi beda cara mempersiapkan bibitnya. Misalnya, untuk bambu petung, pembibitan bisa dilakukan dengan ketiga jenis stek. Untuk bambu apus, stek cabang dan rhizom saja yang disarankan; sedangkan bambu kuning bisa menggunakan teknik pembibitan stek rhizom.
Jika tidak ingin ribet mempersiapkan bibit sendiri, Anda bisa membelinya. Akan tetapi, Anda harus paham betul jenis bambunya; serta mampu membedakan bibit yang baik dan tidak.
  • Mempersiapkan media tanam
Lubang tanam bisa dibuat dengan ukuran yang berbeda-beda; tergantung ketersediaan lahan dan bibit yang akan dikembangbiakkan. Sebelum penanaman dilakukan, media tanam diisi dengan pupuk ditambah dengan dedaunan dan tanah hasil galian; kemudian dikomposkan kurang lebih 2 bulan.
Anda bisa menanam bambu di mana saja. Bambu tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun tinggi. Bahkan untuk jenis bambu air, bisa tumbuh di area grey water. Begitu pula dengan cara menanam jenis bambu Jepang; akan berbeda pula; karena tanaman bambu ini tergolong tanaman indoor yang bisa ditanam di tanah terbuka maupun pot.
  • Penanaman
Waktu yang paling disarakan untuk menanam bambu adalah pada musim hujan; sekitar bulan Desember hingga Januari; atau paling lambat Februari, bibit bambu sudah harus ditanam di lubang yang telah dikomposkan.
  • Perawatan
Setelah ditanam, pohon bambu membutuhkan pemeliharaan atau perawatan yang tepat agar bisa tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan tanaman bambu meliputi penyiangan dan pembersihan tanaman dan lingkungan sekitar area tanam, penyembrotan herbisida atau pestisida untuk mengatasi gulma dan hama, pemupukan, pemangkasan untuk merapikan rumpun yang sudah mulai tumbuh tinggi, dan penjarangan. Upaya perawatan bisa bervariasi tergantung pada usia tanaman.

Tips Budidaya Bambu

Bambu memang menarik untuk ditanam di lingkungan rumah. Selain bisa mempercantik, bambu pun bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Meskipun demikian, penting bagi calon pembudidaya bambu untuk mengetahui bambu apa yang tepat untuk ditanam di lahan yang tersedia.
Bambu seringkali menimbulkan masalah seperti rumpun lebatnya yang menutup pandangan atau mengganggu tanaman lain. Jika Anda memang ingin membuat sebuah kebun khusus berisikan tanaman bambu, maka tidaklah menjadi masalah. Sedangkan jika halaman rumah adalah pilihan tempat tanam, akan lebih baik untuk menanam bambu yang pertumbuhannya mengumpul, bukan menyebar.
Selain menentukan jenis bambu yang akan ditanam, penting pula untuk mengetahui seluk beluk perawatan tanaman multifungsi ini, karena perawatan pohon bambu akan berbeda-beda bergantung pada kondisi dan usia tumbuhnya.
Read More

Senin, 26 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Menanam Alamanda




Sekilas bunga tanaman rambat ini mirip dengan bunga terompet (Mandevilla). Alamanda dikenal juga dengan nama Yellow Bell, Goden Trumpet atau Buttercup Flower. 

Termasuk dalam keluarga Apocynaceae, Alamanda pada umumnya berwarna kuning dan memiliki 3 spesies  utama, yakni: spesies Allamanda Nerrifolia berwarna kuning cerah, Allamanda Cathartica berwarna Kuning, dan Allamanda Purpureceae berwarna kuning keunguan. Hasil budidaya Alamanda saat ini menghasilkan warna yang lebih bervariasi seperti putih, orange, ungu atau merah muda. 

Alamanda merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan atau Tengah. Di alam liar, tanaman ini tumbuh di sepanjang tebing dan alam terbuka.

Alamanda (Allamanda Cathatical L) selain difungsikan sebagai tanaman peneduh atau sebagai naungan , dirambatkan ke pagar atau tembok dan dapat pula tumbuh di dalam pot. Alamanda dapat diperbanyak dengan biji atau  stek, dan tidak terlalu sulit dalam perawatan. Yang penting, Alamanda cukup air dan mendapat sinar matahari langsung.  Jika kondisinya cocok, Alamanda akan tumbuh dan berbunga sepanjang tahun.

Meskipun dalam penelitian dikatakan bahwa seluruh bagian tanaman ini beracun,  Alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis. Akar nya diyakini dapat digunakan untuk melawan penyakit kuning sementara bunganya dimanfaatkan  untuk mencegah komplikasi dengan malaria dan pembesaran limpa. Getah Alamanda memiliki sifat  anti bakteri. Namun, semua ini tentu harus dibuktikan dulu dalam uji laboratorium.

Nama genus Allamanda berasal dari Dr Frederich Allamanda (1735-1803), seorang ahli botani Swiss abad ke-18 akhir. Kota Canovanas , sebuah kota di Kepulauan Karibia Puerto Rico menjadikan bunga Alamanda Carthica sebagai bunga resmi karena diseluruh kota dan aliran sungainya di penuhi oleh tanaman ini. 

Deskripsi 
Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/- 4 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung batang, mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) - berwarna kuning, panjang mahkota 8 - 12 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus) Buah kotak (capsula), bulat, panjang +/- 1,5 cm, bentuk dengan biji segitiga, berwarna hijau pucat saat muda - setelah tua menjadi hitam Perbanyaan Generatif (biji), Vegetatif (stek)  

Menyetek batangnya
alamanda tanaman yang memiliki banyak getah, untuk penyetekan batang sebelum dtanam di media usahakan getahnya sudah mengering dulu, kemudian olesi ujung stek dengan fungisida
gunakan bahan media yang bersifat poros (jika disiran air cepat menghilang)

Mencangkok
umumnya mencangkok alamanda lebih mudah dibanding menyetek
Read More

Minggu, 25 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Budidaya Azolla

Azolla termasuk tumbuhan aquatik yg mungil dan menawan, mudah di budidayakan dan cepat berkembang biak.
Dengan kandungan protein yang tinggi dan kaya akan vitamin, Azolla sangat baik bagi pertumbuhan ternak, ikan dan unggas. Selain itu azolla juga dapat di gunakan sebagai pupuk tanaman.
budidaya-azolla-untuk-pakan-alternatif-ikan-lele
Cara Budidaya Azolla :
  • Siapkan lahan ukuran 2m x 1m
  • Isi dengan tanah & campuran pupuk kandang 50:50 setebal 5cm
  • Tambahkan pupuk SP 36 dengan takaran 6,5gr/m2
  • Isi dengan air kurang lebih 3 cm
  • Taburkan bibit azolla  dengan takaran 50-70 gr/m2
  • Biarkan selama 2 minggu atau lebih dengan menjaga ketinggian air.
  • Siramkan probiotik BIOCATFISH secara rutin 2 hari sekali, cukup 50ml/m2
  • Tunggu selama 2 minggu atau lebih dengan menjaga ketinggian air
  • Jika azolla sudah kelihatan menumpuk dan menebal menutupi permukaan kolam, menandakan siap dipanen.
  • Azolla dapat dipanen 1-2 minggu sekali, atau sesuai kebutuhan
Azolla Microphylla setelah 1 minggu sejak ditebar
IMG-20130611-00044
Bagi yang membutuhkan bibit azolla dapat menghubungi :
Kang_Azyz : 082337822922 (Jember)
Harga : Rp.50.000/kg (tidak termasuk ongkir)

sumber : http//:mahakam.biz
Read More

Jumat, 23 Agustus 2013

// // Leave a Comment

Teknik Membungakan Bougenvile


Bunga Bougenville atau sering disebut dengan bunga kertas mempunyai karakteristik yang unik dan menarik seperti bentuk bunganya yang ber warna warni yang indah dan berbunga saat musim panas/ kemarau dan kemudian ia akan menggugurkan bunganya disaat musim hujan datang. 

Cara Memindahkan Kedalam Pot
  • Kurangi ranting dan daunnya (bisa dipotong sesuai dengan bentukan yang diinginkan), 
  •  akar dipotong sesuai kebutuhan, sehingga sesuai dengan  volume pot yang digunakan. 
  •  Siapkan Media dengan Campuran tanah, pasir/sekam padi, pupuk kandang/kompos (perbandingan 2:1:1), 
  •  sebelum ditanam sebaiknya, bagian akar/pangkal batang direndam Zat Perangsang Tumbuh Akar misal Rootone-F 
  •  Padatkan media kemudian lakukan penyiraman sampai jenuh 
  •  Jika anda menanam hanya 1 simpan di tempat yang tidak kena sinar matahari, namun jika banyak sebaiknya membuat sungkup dari plastik sehingga walau sinar matahari masuk kelembabannya tetap terjaga 
  •  Setelah tumbuh tunas keluarkan tanaman dari sungkup 
  •  Berikan terlebih dahulu pupuk daun
Bougenvil termasuk tanaman yang berbunga di musim kemarau, cara simpel untuk membuatnya berbunga adalah dengan menipunya seakan-akan berada dimusim kemarau, berikut trik simpelnya.
  1. Jangan lakukan penyiraman sehingga daun-daunnya berwarna kuning atau layu dan tanah dalam potnya kering (yang paling cepat pot tempat media dibungkus plastik secara rapat sehingga tidak ada aliran udara dan air kedalam pot) 
  2.  Kemudian siram sampai jenuh, perubahan dari kering kerontang sampai tanah jenuh dengan air menyebabkan tertipunya bunga bougenvil sehingga memunculkan bunga. 
  3.  Setelah berbunga perlakukan seperti biasa.

Kita dapat berkreasi dengan bunga bougenvil. yaitu dengan memberikan warna bunga dan daun yang berbeda pada sebuah pohon Bougenvil.  Sehingga kalau sedang berbunga, satu pohon bisa beraneka warna daun dan bunga.  
  1. Siapkan batang batang bougenvill untuk  kita tanam dengan cara stek batang.  Batang Bougenviil dengan kesan tua berikal , banyak bercak bercak, atau bekas sayatan akan kelihatan  lebih bagus. Carilah Batang bougenvil  dengan warna yang berbeda kemudian tandai batang batang tersebut.  Untuk warna bougenvil yang saya tahu adalah warna Merah, Putih, Orange, Ungu, Kuning, Pink, Merah tua, merah muda, putih susu, putih kapas dan ungu muda.  Namun jika kita belum berhasil mendapatkan semua warna diatas, kita bisa menanam satu jenis warna saja dulu. 
  2.  Siapkan Media Tanam berupa Campuran Pupuk Kandang yang sudah membusuk dan menjadi tanah dengan Tanah gembur  di dalam Pot  berukuran sedang ( Diameter 30 Cm ) . Tancapkan Batang Batang Bougenvil sedalan 10 Cm, dan pathok dengan bilahan bamboo agar tidak bergeser. 
  3. Tempatkan di tempat yang teduh dan kering ( Jangan terlalupanas dan jangan terlalu lembab. )
Kurang lebih 20 Hari , Batang bougenvil sudah mulai bertunas.  Dari tunas tunas muda inilah kita bikin bougenvil menjadi aneka warna.  Lakukan sambung pucuk terhadap masing masing Tunas sesuai dengan kreasi kita.  Berikut adalah cara sambung pucuk Bougenvil    :
Bahan / alat      :
1.        Pisau cutter / sillet
2.        tali Rafia
3.        Seember air
4.        Plastik berukuran panjang ( biasa di gunakan untuk bungkus es lilin . )
Cara Penyambungan    :
  1. Pilihlah pucuk tunas muda sebanyak warna yang kita mau. Masukan dalam ember berisi air, agar tidak layu. 
  2.  Potong  tunas  di Pohon induk  dengan cutter, belah tengah tengah tunas sedalam � Cm, ambil pucukan tunas sayat , bagian kiri kanan batang tunas sehingga menjadi pipih. 
  3.  Masukan ke dalam belahan Tunas di Pohon induk, ikat dengan tali raffia . 
  4. Isi plastic es dengan air , lalu buang , hingga di dalam plastic masih ada titik titik air , tutup  hasil sambungan tadi dengan plastic dan ikat plastic sebelah bawah. Biarkan beberapa hari. 
  5.  Setelah empat  hari lepaskan plastic penutup, biarkan beberapa  saat, jika tunas sambungan menjadi layu tutup lagi dengan plastic. 
  6. Kurang lebih 10 hari tunas akan berkembang, dan tumbuh daun baru,
  7. Penyambungan yang gagal biasanya karena kita tergesa gesa melepas plastic penutup .
 
Read More
// // Leave a Comment

Teknik Menanam Akasia

Cara Menanam Acasia

Tidak bisa disangsikan lagi, bahwa pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman memerlukan penerapan teknik-teknik silvikultur yang intensif untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tegakan secara lestari dan berkesinambungan. Penerapan teknik silvikultur intensif, dimulai ketika memilih spesies yang cocok dan sesuai ditumbuhkan pada lahan yang ada, serta diintegralkan kedalam industri Atau peluang pasar. Di dalam operasional kegiatannya, perlu dicari dan ditentukan teknik-teknik yang mudah dan mendukung dalam memperoleh produktivitas yang tinggi, sekaligus meningkatkan mutu lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat (Arisman, 2000). Untuk itu perlunya penataan areal (di awal kegiatan), dan penerapan teknologi dan dukungan ilmu pengetahuan pada setiap komponen kegiatan.

Penataan areal
Sebelum dilakukannya pembangunan tanaman, proses pertama yang dilakukan adalah penataan areal. Secara garis besar areal bisa dibagi menjadi Wilayah-wilayah (berdasarkan letak geografis dan luas areal). Kemudian dari wilayah ini dibagi ke dalam beberapa unit, dengan luas 15.000 - 20.000 ha. Unit dibagi lagi ke dalam blok, dengan luas sekitar 5.000 ha. Kemudian, blok dibagi ke dalam subblok, dengan luas sekitar 1.000 ha, dan sub-blok dibagi kedalam petak seluas 50 ha, arah utara-selatan 1.000 m, dan barat-timur 500 m. Petak merupakan satuan pengelolaan terkecil. Tetapi petak ini bisa terbagi lagi menjadi anak petak.Pada daur kedua, setelah penebangan daur pertama, dilakukan rekonstruksi petak berdasarkan kondisi geografis, dengan diterapkannya teknologi sistem informasi geografi (geographic information systems).Untuk mendukung operasional, dibangunlah infrastruktur, seperti jalan utama, jalan cabang, jalan tanam maupun jalan inspeksi, jembatan, dan sebagainya. Areal yang dipakai untuk infrastruktur ini, mencapai sekitar 20 m2/ha. Untuk mendukung kelestarian hutan dan lingkungan, perlu dipertahankannya kawasan hutan konservasi, zona proteksi (lebung, dan sempadan sungai), serta penanaman jenis lokal dan MPTS (multi purpose trees species).

Sistem silvikultur
Sistem silvikultur yang diterapkan untuk jenis Acacia mangium adalah tebang habis permudaan buatan. Sistem ini sesuai diterapkan pada lahan-lahan terdegradasi untuk tujuan pengusahaan hutan tanaman, dengan memakai teknik silvikultur yang intensif. Oleh karenanya, diperlukan areal yang luas dan relatif kompak, sehingga dapat dibuat tegakan tanaman yang sama umur, seragam dan berkesinambungan dengan produksi yang tnggi dan kualitas yang baik. Selain untuk produksi pulp, Acacia mangium juga baik digunakan sebagai kayu pertukangan. Pada petak- petak untuk menghasilkan kayu pertukangan dilakukan penjarangan. Hasil penjarangan ini dapat dimanfaatkan untuk bahan pulp, particle board atau energi.


Pengadaan Benih
Bibit A. mangium yang digunakan berasal dari benih dan diproduksi di persemaian. Pada awalnya, digunakan benih dari tegakan benih lokal yang belum terimprove, tetapi selanjutnya harus ditingkatkan dengan menggunakan benih unggul (asal benih maupun famili terpilih) dari hasil program pemuliaan pohon. Dilihat dari nilai riap, hasil penelitian di Subanjeriji terdapat 5 provenans (dari 20 provenan) yang paling baik adalah berasal dan Papua Niugini dan Queensland, yaitu Oriomo R (PNG), Olive R (QLD), Wipim (PNG), Lake Muarray (PNG), dan Kini (PNG). Tetapi, apabila dilihat dari nilai/indeks kelurusan batang dan persistensi sumbu batang, 5 provenans terbaik adalah Oriomo R (PNG), Wipim (PNG), Muting (Merauke), Kuru (PNG), dan INHUTANI (Pohon plus) (Siregar dan Khomsatun, 2000). Untuk membangun tegakan kayu pertukangan, perlu dipertimbangkan pemakaian benih yang mempunyai indeks kualitas bentuk batang dan kelurusan tinggi, di samping riap pertumbuhannya. Program pemuliaan pohon harus terus dilakukan, seperti upaya peningkatan genetik melalui seleksi provenans dan seedlot, dalam rangka menghasilkan bahan tanam yang terbaik dan paling menguntungkan. Saat ini, untuk menyebut contoh, di Sumatra Selatan telah terdapat area produksi benih (SPA; Seed Production Area) seluas 96,8 ha, kebun benih semai generasi pertama (SSO; Seedling Seed Orchard) seluas 49,5 ha, dan telah dibangun kebun benih campuran (composite seed orchard) seluas 14,5 ha. Setiap tahunnya, dari areal kebun benih seluas itu, mampu diproduksi benih A. mangium lebih dari 1 ton

Persemaian
Pada awalnya (uji coba dan pengalaman awal) bibit diproduksi dalam kantong polybag dengan media topsoil, sabut kelapa sawit, dan gambut. Tetapi setelah melalui serangkaian penelitian, kemudian didapatkan container dan bahan yang efektif dan ekonomis, yaitu memakai polytube dan side slit, yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Media yang dipakai adalah seresah yang diambil dari lantai hutan tanaman A. mangium dicampur dengan topsoil (perbandingan 70:30) atau sisa kulit A. mangium dari pabrik pulp yang telah dikomposkan. Bibit dipelihara selama 3 bulan, kemudian dilakukan sortasi (grading). Standar bibit dilakukan agar bibit yang sampai ke lokasi penanaman benar-benar memiliki kualitas yang baik, seragam, mampu hidup dan tumbuh dengan baik. Bibit A. mangium yang berkualitas baik dan diperbolehkan untuk dikirim ke lapangan adalah yang mempunyai tinggi bibit 25-30 cm dan diameter > 3,0 mm, batang keras dan lurus, warna kecoklatan, daun tebal hijau, struktur akar kompak, media tidak pecah, bebas hama dan penyakit serta segar. Bibit diangkut ke lokasi pertanaman memakai truk atau traktor. Untuk menjaga kualitas bibit, perlu dibuatkan tempat penampungan bibit (TPB) sementara di dekat lokasi pertanaman.

Persiapan lahan
Pada tahap awal pembangunan HTI, lahan alang-alang bertopografi datar/landai (kemiringan <15%),> 22 cm untuk kayu gergajian.Membangun tegakan untuk kayu pertukangan melalui proses penjarangan. Selain untuk kayu konstruksi dan pertukangan, peruntukan kayu A. mangium yang lain adalah sebagai bahan baku pembuatan papan partikel. Hashim et.al. (1998) melaporkan bahwa ketebalan papan partikel kayu A. mangium setara dengan papan partikel kayu karet. Kayu A. mangium dapat juga diproses menjadi vinir dan kayu lapis. Vinir yang dihasilkan bersifat teguh, halus dan kualitasnya dapat diterima. Studi pembuatan kayu lapis dengan menggunakan perekat phenol formaldehide atau penol resin memberikan kualitas kayu lapis yang dapat diterima atau melebihi persyaratan minimum (Abdul-Kader and Sahri, 1993; Yamamoto, 1998). Abdul-Kader dan Sahri (1993) juga membuktikan bahwa kayu A. mangium dapat dipakai sebagai bahan MDF yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan MDF dari beberapa spesies di Jepang, seperti Pinus resinosa, Cryptomeria japonica, Chamaecyparis obtusa dan Larix leptolepis. Kayu A. mangium telah digunakan sebagai bahan baku oleh beberapa perusahaan MDF di Indonesia. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa keteguhan lentur dan geser LVL (laminated veneer lumber) dari kayu A. mangium lebih baik daripada nilai minimum (Abdul-Kader and Sahri, 1993). Kayu A. mangium telah dicoba untuk pembuatan OSB (oriented strand board) yang hasilnya menunjukkan bahwa stabilitas dimensi dan kekuatannya memenuhi standar persyaratan Jepang (Lim, et.al., 2000) Pembuatan arang dari kayu A. mangium telah dicoba (Hartoyo, 1993; Nurhayati, 1994; Pari, 1998; Fakultas Kehutanan, UGM 2000; Okimori et.al., 2003), dan berkualitas baik. Dengan diolah menjadi briket arang, nilai kalor dan karbon terikat meningkat, dan hasilnya lebih baik apabila dibandingkan dengan briket batubara (Fakultas Kehutanan UGM, 2000).

Membangun tegakan kayu pertukangan
Pada prinsipnya, silvikultur hutan tanaman untuk menghasilkan kayu pertukangan sama dengan membangun tegakan untuk bahan pulp (hingga umur tanaman 2 tahun). Setelah umur 2 tahun terdapat perbedaan, yaitu adanya kegiatan penjarangan (thinning), pemangkasan cabang (pruning), dan perawatan lanjutan. Penjarangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah pohon dalam tegakan dan memberikan ruang tumbuh yang cukup untuk memperoleh tegakan berdiameter pohon besar. Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk menghilangkan percabangan untuk mengurangi cacat mata kayu (knot) yang berpengaruh pada kualitas kayu yang dihasilkan. Agar tegakan kayu pertukangan berkualitas baik, maka perlu dilakukan tahapan-tahapan, antara lain penentuan petak, kegiatan penjarangan, pemangkasan cabang dan perawatan (Gunawan, 2003).

Penentuan petak
Petak yang ditentukan sebagai calon tegakan kayu pertukangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  1. Tanaman telah berumur antara 2 � 3 tahun, tajuk (canopy) sudah saling menutup, diameter (dbh)batang sudah mencapai 9 � 12 cm, dan tinggi mencapai 7 � 9 m.
  2. Pohon-pohon didalam Petak memiliki pertumbuhan yang baik (tinggi rata-rata 8 m, diameter rata- rata 11 cm) serta kualitas batang yang baik (lurus, tidak menggarpu (forking) sampai ketinggian 6 m).
  3. Luas petak memadai , sehingga hanya diperlukan sedikt jumlah petak untuk mencapa target dan letaknya mengelompok agar lebih mudah dalam pelaksanaan
  4. Aksesibilitas petak baik, yaitu dekat jalan dan tidak terpencil jauh. Hal ini untuk memudahkanpengawasan dan pengamatannya

Penjarangan
Penjarangan dilakukan dalam 2 tahap dalam 1 daur tanaman. Setiap tahap menghilangkan 50% dari populasi yang ada. Penjarangan tahap pertama, dilakukan saat tanaman umur 2 tahun. Metode yang dipakai adalah selektif dan sistematik. Metode selektif, dilakukan dengan cara memilih tegakan yang mempunyai sifat baik untuk kayu pertukangan, seperti kelurusan batang, ketinggian bebas cabang, diameter batang, dan kesehatan tanaman. Metode sistematik hanya dilakukan pada jalur sarad (setiap jarak 50 m), yaitu menebang seluruh pohon pada jalur sarad. Jalur sarad ini dipakai untuk akses mengeluarkan kayu hasil penjarangan untuk dimanfaatkan dengan tujuan lain (pulp, energi, papan partikel dsb). Penjarangan tahap kedua dilakukan sewaktu tajuk antar-tanaman sudah saling menutup kembali (tanaman berumur 4 � 5 tahun). Penebangan (penjarangan) menggunakan chainsaw ukuran kecil, dan dilakukan secara hati-hati karena pola tebangnya tidak teratur. Rebah pohon tebangan diarahkan sedemikian rupa, sehingga tidak merusak tajuk pohon-pohon yang ditinggalkan. Batang hasil penebangan dipotong-potong sesuai kebutuhan untuk dimanfaatkan dan dikumpulkan (secara manual) di pinggir jalur sarad, kemudian dikeluarkan ke TPn (pinggir jalan)


Perawatan lanjutan
Perawatan tanaman setelah penjarangan yang perlu dilakukan adalah kegiatan pemangkasan cabang dan pengendalian gulma (weeding). Pemangkasan cabang dilakukan dua kali; bersamaan penjarangan pertama, dan setahun setelah penjarangan pertama. A. mangium mempunyai kemampuan self pruning yang sangat rendah, oleh karenanya sangat penting dilakukan pruning untuk memperoleh kayu pertukangan yang baik. Keterlambatan tindakan pruning akan mengakibatkan beberapa hal:

  1. Mengurangi sifat keteguhan kayu, karena serat mata kayu relatif tegak lurus serat batang pohon,
  2. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu,
  3. Mengurangi keindahan permukaan kayu, dan
  4. Menyebabkan berlubangnya lembaran-lembaran veneer

Pohon-pohon tinggal harus dipangkas cabangnya menggunakan gergaji pangkas atau gunting pruning. Pemangkasan dilakukan dengan memotong cabang tepat pada leher cabang. Pemangkasan yang meninggalkan sisa cabang, akan menyebabkan sisa cabang tersebut mati dan membusuk yang pada akhirnya menjadi jalan bagi infeksi jamur, disamping akan membuat kayu cacat. Sebaliknya, pemangkasan terlalu dalam akan meninggalkan luka besar yang membutuhkan waktu lama untuk penyembuhannya. Pemangkasan yang tepat akan meninggalkan luka yang kecil dan tanpa sisa cabang, sehingga luka akan cepat tertutup kembali oleh kalus. Setiap periode pemangkasan, tajuk hidup yang ditinggalkan minimal sebesar 50% dari tinggi pohon. Meninggalkan tajuk kurang dari 50% akan menghambat pertumbuhan diameter pohon. Pada akhirnya nanti diharapkan kayu pertukangan yang dihasilkan memiliki batang bebas mata kayu sampai pada ketinggian 4�6 m. Oleh karena itu pemangkasan cabang dilakukan sampai setinggi 4,2 m dimana 0,2 m adalah cadangan untuk kerusakan dan pecah ujung. Weeding setelah penjarangan, tidak seintensif seperti 2 tahun pertama. Kalau weeding pada dua tahun pertama bertujuan untuk mengurangi kompetisi dengan gulma, maka kegiatan weeding pasca penjarangan ini lebih ditujukan untuk mepermudah akses inventory dan supervisi, dalam mendapatkan tegakan kayu pertukangan yang berkualitas





Biaya pembangunan tegakan kayu pertukangan
Pembangunan tegakan A. mangium untuk pertukangan hingga umur 2 tahun sama dengan biaya pembangunan untuk bahan pulp. Tetapi setelah umur 2 tahun diperlukan tambahan biaya, yaitu penjarangan, pemangkasan cabang dan perawatan. Total biaya operasional dari awal hingga siap panen adalah Rp. 2.841.250,-/ha (diluar biaya investasi dan overhead)

Kesimpulan
  1. Hutan tanaman merupakan sebuah keniscayaan untuk menyediakan bahan baku industri secaraberkelanjutan.
  2. Pemilihan jenis-jenis cepat tumbuh dilakukan untuk memenuhi pertimbangan ekonomi, finansial dan tuntutan kesejahteraan masyarakat sekitar. A. mangium merupakan jenis yang memenuhi syarat untuk diusahakan, mudah dibudidayakan, adaptable untuk lahan-lahan marginal, produktif dan responsif terhadap upaya pemuliaan pohon, serta multiguna
  3. Penerapan silvikultur intensif, manipulasi genetik dan pemuliaan pohon, mutlak diperlukan untuk peningkatan riap dan kualitas kayu
  4. Pemilihan jenis cepat tumbuh dan penerapan silvikultur intensif merupakan langkah awal yang harus segera ditempuh untuk memupuk sumberdaya guna membangun kembali kehutanan Indonesia.
Read More